Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

16 June 2008

Cara Pinter Bikin Dokumenter



Judul Buku : Cara Pinter Bikin Film Dokumenter
Penulis : Fajar Nugroho
Penerbit : Galangpress, Yogyakarta
Cetakan : I, 2007
Tebal : 192 Halaman


Bila selama ini anda berangan ingin membuat sebuah film dokumenter, tetapi anda masih merasa kesulitan bagaimana harus memulainya, baik secara teknis maupun secara konsep, buku ini sangat tepat menjadi panduan anda.

Adalah Fajar Nugoro, seorang finalis Documentary Competition/ Eagle Award 2005 lewat fim Ksatria Kerajaan, menulis sebuah buku Cara Pinter Bikin Dokumenter. Di dalam buku ini Fajar menerangkan secara gamblang dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, bagaimana proses film dokumenter itu dibuat – dari awal sampai akhir. Banyak film dokumenter yang telah diproduksi oleh sosok pria yang lahir di Yogyakarta, 29 Juli 1979 ini. Beberapa diantaranya adalah; Jogja Needs Hero, berkisah tentang isu badai tropis di Jogja pada awal 2005. Film dokumenter ini sempat diputar premier di bioskop Mataram Jogja dan disaksikan 2000 penonton.

Di awal buku ini di tampilkan glosarium tentang istilah-istilah yang ada dalam produksi dokumenter sehingga memudahkan pembaca yang masih benar-benar awam dalam memahami beberapa istilah yang ada di dalamnya. Seterusnya kemudian penulis menjelaskan dengan detail bagaimana proses kreatifitas produksi dokumenter itu dimulai. Berangkat dari proses penggalian ide, mulai berkarya, riset, hal-hal teknis sampai proses editing di kupas dengan tuntas.

Budaya dokumenter memang belum sepenuhnya tertanam di masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, jika kita ingin mengetahui sejarah Indonesia di masa lampau, kita harus mencarinya di museum-museum di luar negeri. Banyak faktor yang mempengaruhi kenapa kondisi seperti ini bisa terjadi. Mulai dari rendahnya pengetahuan sampai pada minimnya alat produksi yang dimiliki. Selain itu budaya mendokumentasikan sebuah peristiwa dalam bentuk audio visual pun masih terasa asig bagi masyarakat Indonesia. Tidak banyak yang menguasai materi ini. Jangankan untuk membuat, acara yang berbau dokumenter yang ditayangkan beberapa stasiun televisi saja sangat kurang sekali. Dominasi acara lebih pada sinetron dan tayangan hiburan lainnya yang kurang mendidik – malah membodohi.

Buku ini hadir sebagai antitesa dari kondisi di atas. Seperti apa yang di ungkapkan oleh Fajar dalam bukunya ini; ”Mungkin juga, apa yang saya tulis dan termuat dalam buku ini tak sempurna. Tapi percayalah, apa yang saya lihat, saya jalani selama ini dan saya tuliskan dalam lembar buku ini, membuat saya menjadi orang yang mampu melihat sesuatu yang tak terlihat, atau yang enggan kita lihat”.

Jadi tunggu apa lagi? Jika anda punya sebuah handycam, atau teman anda, atau barangkali tetangga anda yang punya, mulailah melihat sekitar dan segera rekam. Suatu hari apa yang anda rekam itu akan menjadi sesuatu yang sangat berharga.